Tetapi Firaun berkata: "Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi." Keluaran 5:2
Kita tentu sering mendengar tentang begitu banyaknya slogan kepemimpinan yang meneriakkan kesuksesan. Begitu juga dalam kepemimpinan Kristen, kita kerap mendengar hal yang sama. Sukses, berhasil, berkembang, dan selalu berkemenangan dalam pelayanan acap kali menjadi hal yang selalu ditekankan. Hal tersebut tidaklah salah, namun tidak lengkap. Banyak dari pemimpin rohani fokus pada keberhasilan pelayanan namun tidak siap saat menghadapi penolakan. Sehingga yang terjadi adalah begitu menghadapi hambatan dan ditolak, langsung jatuh terpuruk.
Tuhan banyak mengajar para pemimpin pilihan-Nya untuk selalu siap ditolak sebelum menikmati keberhasilan misi pelayanannya. Sebagai pemimpin besar, Musa kerap ditolak mentah-mentah dan habis-habisan. Bacaan hari ini membuktikan pengalaman Musa yang ditolak oleh Firaun maupun bangsanya sendiri. Firaun menganggap sepele permintaan Musa, termasuk menolak Tuhan yang mengutus Musa (ay. 1-5). Harga diri Musa diinjak-injak oleh Firaun dengan cara semakin menindas orang Israel lebih kejam lagi (ay. 6-11). Tidak hanya itu, Musa bahkan ditolak oleh bangsanya sendiri yang meragukannya sebagai utusan Tuhan. Kehadiran Musa dirasakan tidak membawa berkat, melainkan membawa masalah yang lebih berat bagi bangsa Israel (ay. 21). Apa reaksi Musa menghadapi penolakan itu? Apakah penolakan itu membuatnya menyerah dan mengundurkan diri dari panggilan Tuhan? Tidak! Dalam kondisi hati hancur, Musa menumpahkan isi hati-Nya pada Tuhan (ay. 22). Di sinilah Musa tahu bahwa Tuhan yang memanggil dan mengutusnya adalah setia. Tuhan menyatakan pembelaan-Nya (ay. 23).
Kita kerap mengalami situasi yang sama seperti Musa. Alih-alih diterima dengan baik saat melayani, kita malah ditolak mentah-mentah dan bahkan direndahkan. Jujur, penolakan membuat hati kita hancur dan kita mulai sedikit ragu terhadap janji Tuhan. Tapi mari belajar dari Musa. Tuhan memahami situasi hati kita! Saat kita ditolak, mari berlutut, berdoa, dan menyerahkan semua situasi kita kepada Tuhan. Dia yang mengutus kita, Dia pasti menguatkan kita.
Sebagai pemimpin Kristen, kita harus selalu siap untuk ditolak dan direndahkan.
Post A Comment:
0 comments: