Dalam suratnya kepada Timotius yang masih muda, Rasul Paulus memberi motivasi yang sangat menguatkan muridnya itu. Usia muda jangan sekali-sekali membuat kita merasa rendah diri. Tapi, anak muda justru harus bisa menjadi teladan bagi orang lain, baik dalam perkataan, perbuatan, kasih, setia, dan kesucian. Di sini, Paulus menyatakan bahwa usia muda bukanlah satu penghalang bagi kita untuk menjadi teladan dan terang dunia.
Janji Tuhan kepada setiap orang muda yang menjaga kelakuannya sesuai perintah Tuhan sudah jelas. Surat kedua Paulus kepada Timotius berkata, “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus..” (2 Tim. 3:15). Inilah janji Tuhan kepada setiap anak muda yang berani menjadi terang dan teladan melalui perbuatan dan tindakannya.
2. Mengingat orang yang telah berjasa
Masa muda juga adalah masa puncak di mana kesempatan untuk mengembangkan potensi serta meraih prestasi begitu terbuka. Hal itu juga yang dialami oleh Timotius. Sebagai anak muda, ia telah menjadi pemimpin jemaat di Efesus dan menjadi utusan Paulus untuk mengurus jemaat di Korintus. Namun, dalam suratnya (2 Tim. 3:14), Paulus mengingatkan Timotius agar tetap ingat pada orang-orang yang telah mengajarnya tentang Injil Kristus. Orang-orang yang dimaksud adalah termasuk neneknya Lois dan ibunya Eunike. Nasihat ini pun berlaku bagi setiap anak muda. Amsal 8:32-33 menyatakan bahwa inilah sumber hikmat dan kebijaksanaan.
3. Janji Tuhan bagi mereka yang mengutamakan Dia
“Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (I Yoh. 2:17). Godaan untuk hidup menurut standar dunia menggoda semua orang, tapi terutama yang dituju adalah para anak muda. Tapi, ayat dalam I Yohanes 2:15-17 memperingatkan kita bahwa sekalipun hidup secara dunia itu saat ini mungkin tampak lebih menarik daripada hidup benar seturut nasihat Tuhan, namun hal-hal tersebut hanyalah sementara dan fana belaka.
Janji Tuhan pada mereka yang tetap teguh melakukan kehendak Allah adalah mereka akan hidup selama-lamanya. Ini jelas bukan berarti tidak pernah mati secara badani. Tapi, ini bicara tentang dasar sukacita dan pengharapan yang kita hidupi. Sukacita yang dari dunia selalu dan pasti hanya bersifat sementara. Kekayaan, kepopuleran, kenikmatan, atau hal lainnya begitu cepat hilang. Tapi, tidak ada satupun yang bisa mengganggu sukacita yang dari Tuhan sendiri. “Jangan iri kepada orang jahat, jangan ingin bergaul dengan mereka.” (Ams. 24:1). Kita punya Allah yang jauh lebih berkuasa dan pasti memberi yang jauh lebih baik dari yang bisa diberikan dunia.
4. Jangan khawatir
Apa yang kita lakukan di masa muda sering kali akan menentukan bagaimana kita akan menjalani hidup di masa-masa selanjutnya. Misalnya: bagi yang masa mudanya kurang menjaga kesehatan, jangan heran jika waktu tua akan menuai penyakit. Demikian juga, penyakit khawatir ini juga sering menjangkiti para anak muda, misalnya dalam hal mencari pasangan hidup, dalam hal meniti masa depan lewat studi atau karier, dll. Namun, Amsal 3:5-6 memberikan satu cara untuk menjamin masa depan kita tetap diberkati-Nya. Caranya adalah dengan punya iman percaya, tidak bersandar pada pengertian sendiri, dan mengakui Dia dalam tiap tingkah laku kita. Iman percaya adalah iman yang dilandasi pada pengetahuan akan firman Tuhan. Firman-Nya mengatakan bahwa Ia begitu mengasihi kita, bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita, dan bahwa Ia selalu lebih tahu mana yang terbaik bagi kita.
Apa yang kita lakukan di masa muda sering kali akan menentukan bagaimana kita akan menjalani hidup di masa-masa selanjutnya. Misalnya: bagi yang masa mudanya kurang menjaga kesehatan, jangan heran jika waktu tua akan menuai penyakit. Demikian juga, penyakit khawatir ini juga sering menjangkiti para anak muda, misalnya dalam hal mencari pasangan hidup, dalam hal meniti masa depan lewat studi atau karier, dll. Namun, Amsal 3:5-6 memberikan satu cara untuk menjamin masa depan kita tetap diberkati-Nya. Caranya adalah dengan punya iman percaya, tidak bersandar pada pengertian sendiri, dan mengakui Dia dalam tiap tingkah laku kita. Iman percaya adalah iman yang dilandasi pada pengetahuan akan firman Tuhan. Firman-Nya mengatakan bahwa Ia begitu mengasihi kita, bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita, dan bahwa Ia selalu lebih tahu mana yang terbaik bagi kita.
Post A Comment:
0 comments: