Yakobus 2:14-26
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Matius 7:21
Alkisah, ada seorang kaya di kota Kana yang terkenal kikir. Ia mendengar Yesus melakukan mukjizat air menjadi minuman anggur. Maka, ia pun berniat bertemu dengan-Nya. Di jalan, orang kaya itu bertemu seorang hamba yang dulu melihat Yesus mengubah air menjadi anggur. Ia menanyakan tujuannya bertemu Yesus. “Saya akan mengadakan perjamuan kawin anak saya. Saya ingin mengundang Yesus supaya nanti saya tak perlu lagi boros menyediakan minuman anggur.” Jawab si orang kaya kikir itu. “Jadi, nanti Anda hanya akan menyediakan air?” Tanya si pelayan terbelalak. “Oh, itu tidak perlu. Jika Musa dapat membuat air keluar dari batu, saya percaya Yesus pasti juga bisa.”
Ini hanya humor, jangan cari kisah ini di Alkitab. Tapi, itulah gambaran sikap sebagian orang Kristen. Kadang, kita menyamakan iman sebagai sekadar berkata “saya percaya”, titik. Dan di luar itu, kita tidak melakukan apa-apa lagi.
Iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak. 2:17). Doa tanpa tindakan adalah sia-sia (Mat. 7:21). Bicara tanpa berbuat adalah kosong (1 Yoh. 3:18). Bukankah firman Tuhan menyatakan hal ini dengan sangat jelas? Tentu saja ini bukan berarti kita lalu menganggap doa, iman, atau bicara tentang keyakinan kita pada Tuhan tidak penting atau nomor dua setelah perbuatan. Keduanya adalah sama-sama penting dan sama-sama harus dilakukan. Tindakan kita, yang berjalan menurut iman dan ketaatan akan perintah Tuhan, adalah bukti bahwa kita percaya akan kuasa-Nya.
Aktivis HAM yang juga seorang pendeta, Martin Luther King, Jr berkata, “Iman adalah mengambil langkah pertama meskipun belum melihat keseluruhan anak tangga.” Ya, keberanian kita melangkah, bertindak, berbuat adalah tanda kita punya iman. Iman bukanlah sekadar berkata “saya percaya” atau “saya yakin” tapi tindakannya tidak menunjukkan demikian. Nah, apa pergumulan Anda hari-hari ini? Sudahkah Anda menggumulkannya dalam doa? Apa yang Anda lakukan setelah itu? Dan apakah tindakan itu sesuai dengan apa yang Anda imani?
Iman bukanlah sekadar perkataan “saya percaya” tapi apa yang kita lakukan setelah itu.
Post A Comment:
0 comments: