Salah satu karakter yang melekat kuat pada diri seorang pahlawan adalah kerelaan berkorban. Tak perlu memandang jabatan, tak perlu memandang status, tak perlu kecerdasan, saat seorang pelayan Tuhan rela berkorban, maka ia sangat pantas disebut sebagai pahlawan. Dalam kehidupan pelayanan, sikap seperti ini tentu sangat diperlukan. Nah, bagaimana sajakah sikap yang rela berkorban itu?
1. Tidak Mementingkan Diri Sendiri
Rela berkorban berarti mengutamakan kepentingan orang lain dan terutama Tuhan. Tuhan dan apa yang Ia ajarkan harus menjadi yang terutama dalam hidupnya, melebihi niat dan pemikirannya sendiri. Dan yang kedua setelah itu, kepentingan orang lain dan jemaat juga harus menjadi lebih utama daripada kepentingannya sendiri. Tapi, harus hati-hati juga, jangan sampai justru keluarga sendiri menjadi terabaikan karena terlalu mementingkan pelayanan. Harus seimbang.
2. Ikhlas & Tulus
Mengutamakan kepentingan orang lain memang baik, namun apakah gunanya jika itu dilakukan dengan setengah hati? Kerelaan berkorban adalah mengutamakan kepentingan lain di atas kepentingan sendiri dengan hati yang tulus, yang menyadari bahwa kita adalah pelayan. Pun dengan sikap tidak mengharapkan imbalan. Jangan sampai sikap ini justru menjadi media untuk kita tinggi hati dan minta dihargai orang lain karena kita tidak mengharapkan pamrih. Ini tidak tulus namanya.
3. Bersedia Menderita
Juga, rela berkorban tidak hanya berarti mengutamakan kepentingan lain di atas kepentingan sendiri. Lebih dari itu, rela berkorban berarti mau menderita untuk orang yang ia kasihi. Lihat Paulus dan juga rasul lain, mereka rela mengorbankan segalanya, dan bahkan nyawa mereka, demi kepentingan Injil. Nah, apakah Anda mengasihi Tuhan? Jangan katakan “ya” jika Anda belum memiliki hati yang rela berkorban demi kepentingan dan perkenanan-Nya.
4. Tidak Mengharap Imbalan
Lukas 17:10 berkata: “Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." Sudahkah ayat ini menjadi pedoman Anda sebagai pelayan Tuhan? Beginilah pelayan Tuhan seharusnya, melakukan apa yang harus dilakukan, bukan melakukan karena berharap akan ada imbalan di belakang.
Post A Comment:
0 comments: