Mengetahui Alkitab = Mengenal Tuhan ?

Share it:
ad
Baca: Lukas 19:1-10

Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Lukas 19:9 



Sepenggal tulisan di sebuah artikel menyentil kesadaran rohani saya. Tulisan itu berbunyi seperti ini, “Mengetahui isi Alkitab tidak sama dengan mengenal Allah, menyukai isi Alkitab tidak sama dengan mengasihi Allah, membaca Alkitab tidak sama dengan mendengarkan Allah.” Sejujurnya, bukankah kita sering berpikir bahwa orang yang paling banyak mengetahui isi Alkitab tentu punya pengenalan yang dalam tentang Allah dibandingkan yang lain. Demikian juga kita sering beranggapan bahwa orang yang paling sering membaca Kitab Suci tentu orang-orang yang mengasihi Allah. 

Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat setiap hari bersentuhan dengan Taurat. Mereka tidak hanya sekadar membaca Taurat, tapi mereka juga hafal isi Taurat lengkap dengan titik komanya. Bukankah ini luar biasa? Bahkan mereka tidak sekadar hafal, tapi mereka juga sangat tahu apa artinya. Setiap hari mereka juga melaksanakan ritual-ritual keagamaan menurut agama Yahudi. Sayangnya, semua pengetahuan tentang Taurat itu hanya menyentuh sisi intelektualnya saja, belum menyentuh rohnya. Akibatnya justru menyedihkan, mereka menganggap diri saleh dan lebih rohani daripada yang lain, Taurat yang harusnya mengubah hidup mereka justru membentuk mereka jadi orang-orang yang munafik. 

Bukan berarti berdoa, membaca Kitab Suci, beribadah, atau melakukan ritual rohani lainnya itu tidak penting. Hanya saja kita perlu tahu bahwa pengenalan akan Tuhan tidak bisa kita dapatkan hanya dari sekadar membaca Alkitab atau melakukan berbagai ritual rohani saja. Pengenalan akan Tuhan tidak didapatkan hanya dari pemahaman dari sisi intelektual. Lebih dari itu, pengenalan akan Tuhan adalah perjumpaan rohani secara pribadi dengan Dia. Coba bandingkan orang Farisi yang dikenal saleh itu dengan Zakheus, pemungut cukai yang dikenal sebagai orang berdosa. Barangkali Zakheus tidak punya pengetahuan mendalam tentang Taurat, namun perjumpaannya dengan Yesus nyata mengubah hidupnya. Ia benar-benar bertobat, berubah, dan mengasihi Yesus dengan sungguh-sungguh.


Mengetahui isi Alkitab tidak sama dengan mengenal Allah. 

Share it:

Umum

Post A Comment:

0 comments: